Yang
Tersayang, Ibu yang paling disayang …
Selamat
ulang tahun Ibuuuuu!!! Selamat tambah umur! Tak banyak doaku yang kusampaikan
di sini, kau tak perlu tahu karena kau pasti sudah tahu doaku untukmu tak akan pernah
putus. Surat cinta ini spesial aku tulis untukmu, bidadari tanpa sayapku, ibu.
Ibuku yang
paling cantik yang sudah melahirkan anak yang cantik-cantik, apa kabar? Ibu
harus baik-baik ya pokoknya. Ibu jangan sakit. Aku di sini selalu mendoakan
agar ibu selalu sehat, tidak pernah kesepian, dan bahagia selalu. Karena sangat menyakitkan rasanya ketika membayangkan ibu sedang kesepian di sana. :(
Ibu yang
wajahnya selalu aku bayangkan sebelum tidur, aku menulis ini spesial untukmu
yang paling spesial. Tapi aku bingung, ini aku sebut apa. Apakah surat cinta?
Surat kangen? Surat sayang? Surat
pengaduan? Atau apa? Entahlah. Aku bingung, bu.
Tapi jangan
dipermasalahkan masalah nama surat ini, bu. Karena tanpa nama, kau sudah tau
kalau aku selalu cinta, kangen, sayang, dan yang semacam itulah.
Gimana ya bu
aku memulainya?
Sudah
sekitar dua minggu lebih kita tidak berjumpa. Aku sudah rindu, ibu. Aku masih
terbayang saat-saat di rumah bersamamu. Aku merindukan suara dan cerita-cerita
yang tak pernah bosan kau ceritakan kepada kami, anak-anakmu yang sangat
beruntung memiliki sesosok orang tua perempuan sepertimu.
Kata
terimakasih tidak akan cukup untuk menggambarkan rasa terimakasih yang ada pada
diriku untukmu, ibu cantik. Dari aku lahir sampai sekarang, remaja renta, yang
kadang masih tak tahu diri, suka semaunya sendiri, dan banyak lagi yang sering
membuatmu marah-marah kesel-kesel kecil. Tapi aku tahu itu semua karena rasa
sayangmu pada kami.
Aku merasa
sangat bersyukur dilahirkan oleh seorang ibu yang tak kenal lelah melakukan
apapun untuk anak-anaknya. Terimakasih sudah menjadi ibu yang peduli akan
pendidikan anak-anaknya. Terimakasih untuk terus memberikan doa dan semangat dan
mengingatkan untuk anak-anaknya menuntut ilmu dan rajin kuliah. Aku masih
sangat mengingat apa kata-kata ibu tentang ilmu, yang selalu ibu sampaikan
dengan tak pernah bosannya,
“Mungkin Ibu tidak bisa mewariskan harta untuk kalian kelak, ibu hanya bisa mewariskan ilmu kepada kalian dengan menyekolahkan kalian setinggi-tingginya yang ibu mampu.”
Aaaahh, aku
senyum-senyum sendiri lagi menuliskan kata-kata ini. Tak terasa pipiku mulai
basah. Apakah sedang hujan? Ternyata tidak, aku sedang berada di dalam kamar
dan tak mungkin aku kehujanan. Ternyata mataku sedang bocor, Bu. Aaaaaaaakkkkkk :'''))))))
Aku sangat
menyukai kata-kata itu, dan aku sudah menyiapkan diri untuk mengatakan hal yang
sama kepada anak-anakku kelak, Bu. :''''))))))))
Aku tahu,
Ibu pasti sedih ketika harus merelakan kami untuk pergi jauh membiarkan jarak
menertawakan kita. Tapi ibu selalu kuat karena ibu tahu ini yang terbaik untuk
kami. Suatu hari nanti, aku yakin kita akan lebih sering menertawakan jarak
bersama, bukan jarak yang menertawakan kita lagi, Bu :'''''))))))
Hal lain
yang membuatku lebih mengingat dan semakin merindukanmu adalah ketika rasa iri
muncul pada diriku. Aku iri, bu. Aku sering sekali merasa iri. Iri dengan
teman-temanku. Dan keirian itu membuatku sedih. Aku iri ketika teman-teman
membawa bekal ke kampus. Dan ibunya yang memasakkan. Aku sangat merindukan hal
itu, ketika ibu menyiapkan bekalku untuk sekolah, tapi sekarang tidak lagi.
Ntah mengapa aku merasa kalau jarak itu sangat kejam, bu. Aku ingin sekali
rasanya setiap hari membawa bekal ke kampus yang disiapkan oleh ibu, aku sedih
tiap memikirkannya.
Maafkan
anakmu yang masih belum bisa masak sendiri, belum bisa menyiapkan segala yang
bisa dimakan sendiri. Maafkan anakmu yang masih jarang sarapan, bu. Ibu selalu
menyuruhku untuk makan tepat waktu, tiga kali sehari, makan nasi, tapi entah
mengapa hal itu hal yang paling sulit aku lakukan dari sekian banyak pesan ibu
yang lain. Sekarang aku tersenyum lagi, karena aku merasa ini lucu. Hahahaha.
Aaaaahh ibu beruntungnya akuuuu ><
Terimakasih
lagi untukmu, Ibu yang sangat sulit untuk tidak dirindukan. Meskipun kata
terimakasih tidak dapat menggambarkan segala yang dirasa. Terimakasih sudah
menurunkan sifat cantik kepada anak-anakmu yang lucu-lucu ini ><
Maaf, Bu aku
hanya bercanda.
Sekali lagi
selamat ulang tahun Ibuuu semoga kita bisa bertemu secepatnya lagi. Aku rindu baumu,
suaramu, dicium pipi dan dipeluk ><
Dengan penuh
cinta, kasih sayang, dan kerinduan
Dari putri
ke-3mu,
DIAN TRI
DIATY
0 komentar:
Posting Komentar