Di artikel kali ini saya akan membahas tentang M.A.C.E.T.
Saya akan menumpahkan pikiran saya tentang macet dan harapan kepada polisi untuk memecahkan kemacetan dari sudut pandang saya sebagai mahasiswa.
Macet bukan lagi masalah yang tidak biasa. Macet sudah sangat biasa terutama di daerah perkotaan. Bahkan, kata "macet" sering atau bahkan selalu digunakan sebagai alasan ketika seseorang datang terlambat. Dunia memang tidak adil. Macet tidak tau apa-apa tapi dia disalahkan. Oke cukup.
Saya adalah seorang mahasiswa yang tinggal di salah satu kota besar di Indonesia, Bandar Lampung. Bandar Lampung merupakan kota yang sangat rentan dengan kemacetan terutama di pagi hari, tengah hari, dan sore hari. Di pagi dan siang hari, ratusan atau bahkan ribuan kendaraan di jalan utama tidak bisa mengendarai kendaraan dengan lancar dikarenakan terlalu padatnya lalu lintas. Hal ini disebabkan karena di waktu-waktu tersebut para mahasiswa dan karyawan-karyawan yang harus memenuhi kewajiban mereka berlomba untuk mencapai tempat tujuan secepatnya. Belum lagi ditambah dengan para mahasiswa yang terlambat karena kesiangan atau lainnya. Mereka bisa melakukan apa saja seperti menerobos lampu lalu lintas yang menjadikan mereka sebagai pengguna jalan yang kasar yang dapat membahayakan diri sendiri dan pengguna jalan lainnya. Hal yang sama juga terjadi di sore hingga malam hari. Saya yakin di ibukota, Jakarta, kemacetan lalu lintasnya melebihi di daerah saya.
Potret kemacetan Bandar Lampung di siang hari. |
Menurut saya fasilitas lalu lintas di Bandar Lampung sudah tergolong baik. Jalan raya yang lebar dan bagus, traffic lights atau lampu lalu lintas yang berfungsi, rambu lalu lintas hampir di sepanjang jalan, dan adanya POLANTAS yang bertugas di tempat-tempat tertentu. Tapi macet tetap tidak terhindarkan. Dari pandangan saya sebagai masyarakat tepatnya mahasiswa, berikut adalah hal- hal yang menyebabkan kemacetan tetap terjadi walaupun lalu lintas sudah cukup baik, tidak hanya di Bandar Lampung, kota besar seperti Jakarta pasti juga mengalami hal yang sama:
- Terlalu banyaknya kendaraan.
- Kurangnya kesadaran pengguna jalan tentang pentingnya menaati peraturan berlalulintas.
- Banyaknya usaha di pinggiran jalan yang tidak menyediakan lahan parkir.
- Tingkat respect pada petugas lalu lintas (polisi/polantas) yang kurang.
Solusi lalu lintas macet? Adakah?
Jawabannya tentu ADA!
Harapan masyarakat pada polisi (karena polisi yang bertanggungjawab atas lalu lintas) untuk memecahkan masalah kemacetan adalah dengan menanggulangi permasalahan-permasalah di atas dengan cara:
- Menekan laju penjualan/pembelian kendaraan dan menggencarkan penggunaan angkutan umum.
Seperti yang kita ketahui, tingkat pembelian kendaraan di Indonesia selalu meningkat setiap tahunnya. Entah mobil maupun motor. Tidak bisa dipungkiri, banyaknya kendaraan merupakan faktor utama padatnya lalu lintas. Menekan laju pembelian kendaraan bisa dilakukan dengan cara memberi batasan jumlah kendaraan yang dimiliki masyarakat. Bandar Lampung memiliki banyak sekali angkutan umum, seperti angkot maupun Trans. Apalagi Jakarta, metromini, go-jek, dan masih banyak lagi. Apabila pemerintah menggencarkan penggunaan angkutan umum atau menjadwalkan Hari Angkot mungkin kepadatan lalu lintas bisa teratasi.
- Kerjasama antara POLANTAS dan pihak Universitas.
- Menegur pemilik usaha di pinggir jalan yang membuat jalanan menjadi penuh dan sempit.
- Polisi harus menjadi sosok yang disegani masyarakat.
Saya rasa cukup harapan saya sebagai masyarakat kepada polisi untuk memecahkan kemacetan. Tidak hanya di daerah saya tinggal, bahkan kota semacet Jakarta pun mungkin dapat teratasi sedikit demi sedikit. Semoga hal ini bisa bermanfaat.
Selanjutnya, saya ingin berpesan kepada seluruh pengguna jalan di Indonesia untuk mematuhi aturan lalu lintas. Jadilah pengguna jalan yang baik, terutama para mahasiswa. Kita sudah belajar lebih dari 12 tahun, tentu saja kita sudah tahu mana yang baik dan benar tentang aturan berkendara. Jangan sampai kita sebagai mahasiswa menjadi seperti salah satu yang di bawah ini:
Hal ini juga untuk mengingatkan diri sendiri walaupun saya belum bisa mengendarai kendaraan.
Dan untuk para supir angkot, saya harap untuk menjadi pengguna jalan yang baik juga. Utamakan keselamatan penumpang, jangan ugal-ugalan, jangan suka mengumpat pengguna lalu lintas lain, dan lebih sabar dan ikhlas dalam menjalani pekerjaan.
Dan terakhir, tidak semua polisi sama. Tidak semua polisi tidak baik. Tanpa mereka lalu lintas yang sudah macet akan semakin buruk. Yang akan membuat kita sebagai masyarakat pengguna jalan makin kesulitan dan dalam keadaan berbahaya. Hargailah mereka dan profesi mereka. Dan Dirgahayu Satuan Polisi Lalu Lintas ke-60! Semoga semakin jaya!
0 komentar:
Posting Komentar