Wah akhir-akhir ini gua suka buat puisi yaaaaa^^
Sebenernya puisi yang akan gua postsekarang bukan puisi baru. Ini adalah salah satu puisi lama yang pernah gua bikin. Puisi ini sempat menghilang, tapi sekarang akan gua coba post lagi. Dulunya puisi ini gua beri judul 'HEM'. Tapi sekarang bukan itu lagi, judulnya sekarang adalah 'Puisi yang Pernah Hilang Tapi Sekarang Sudah Ketemu'. Buh panjang amat ya judulnyeeeeee. Tapi ya gimana lagi, suka-suka gualah sebagai pemilik blog ini. Tak boleh ada seorangpun yang berani ngelawan gua kalau sudah urusan di sini. Apalagi memprotes hhhhh.
Gua bakal ceritain dulu asal muasal tercipta puisi yang judulnya pernah Hem ini.
Jadi dulu itu sempet ada kisah, dan gua terinspirasi deh buat bikin beginian. Kisahnya itu hanya gua yang boleh tau, jadi kalian gak boleh tau. Sebenernya puisi ini gak pure total dari otak gua, ini juga sudah terkontaminasi dengan cerita dan lagu-lagu yang pernah gua denger yang sesuai dengan kisah yang gua alami. Dan dengan tambahin sedikit dari inspirasi yang muncul dari otak gua maka lahirlah puisi yang berjudul Hem ini.
Puisi ini sebenernya pernah gua post di suatu media sosial lainnya, bukan blog. Tapi karena ada sesuatu hal, hilanglah puisi ini. Dan sekarang gua menemukannya lagiiiii. dan itulah sedikit sejarah singkat tentang penemuan judul baru puisi ini, yaitu Puisi yang Pernah Hilang Tapi Sekarang Sudah Ketemu.
Langsung saja laaaaaaahhhh gua rasa gua sudah terlalu banyak berhecong.
Kurasa kali ini kau benar-benar melakukannya
Membiarkan dirimu dalam jalur perangmu
Kau kehilangan keseimbangan di tali pancang
Kau kehilangan akal mencoba tuk mendapatkannya kembali
Bukankah lebih mudah saat-saat dalam kandungan?
Selalu tempat tidur yang lebih besar untuk merangkak
Bukankah indah terasa saat kau percaya pada segalanya?
Dan semua orang percaya padamu?
Membiarkan dirimu dalam jalur perangmu
Kau kehilangan keseimbangan di tali pancang
Kau kehilangan akal mencoba tuk mendapatkannya kembali
Bukankah lebih mudah saat-saat dalam kandungan?
Selalu tempat tidur yang lebih besar untuk merangkak
Bukankah indah terasa saat kau percaya pada segalanya?
Dan semua orang percaya padamu?
Tak mengapa, tunggu dan lihatlah
Untaian cahayamu masih terang untukku
Siapa dirimu bukanlah karena asalmu
Kau tidak bersalah
Kau masih orang yang tulus
Kau tidak bersalah
Kau masih orang yang tulus
Kau melakukan hal-hal yang tak bisa kau katakan
Tapi malam ini kau kan menjalaninya lagi
Kau tidak akan hancur di lantai
Andai saja dulu kau tlah lihat apa yang kini kau tahu
Bukankah lebih mudah di hari-hari masa kecilmu?
Dan segala yang di luar jangkauan, seseorang mengambilkannya untukmu
Bukanlah indah terasa berlari liar hingga kau tertidur?
Sebelum monster menangkapmu?
Tapi malam ini kau kan menjalaninya lagi
Kau tidak akan hancur di lantai
Andai saja dulu kau tlah lihat apa yang kini kau tahu
Bukankah lebih mudah di hari-hari masa kecilmu?
Dan segala yang di luar jangkauan, seseorang mengambilkannya untukmu
Bukanlah indah terasa berlari liar hingga kau tertidur?
Sebelum monster menangkapmu?
Hem
Tak mengapa, hidup adalah keramaian yang kuat
19, dan masih terus tumbuh
Siapa dirimu bukanlah apa yang dulu kau lakukan
Kau masih orang yang tulus
Siapa dirimu bukanlah apa yang dulu kau lakukan
Kau masih orang yang tulus
Kau tidak bersalah
Waktu mengubah nyala menjadi bara
Kau kan nikmati Januari yang baru, di tahun yang baru
Kita semua juga telah melakukan kesalahan
Hidup selalu berubah seperti cuaca
Kuharap kau selalu ingat
Hari ini tidaklah terlambat untuk
Menjadi baru
Waktu mengubah nyala menjadi bara
Kau kan nikmati Januari yang baru, di tahun yang baru
Kita semua juga telah melakukan kesalahan
Hidup selalu berubah seperti cuaca
Kuharap kau selalu ingat
Hari ini tidaklah terlambat untuk
Menjadi baru
- Dian Tri Diaty + dan lain-lain -
0 komentar:
Posting Komentar