Senin, 09 Maret 2015

SURAT CINTA UNTUK IBU



Yang Tersayang, Ibu yang paling disayang …

Selamat ulang tahun Ibuuuuu!!! Selamat tambah umur! Tak banyak doaku yang kusampaikan di sini, kau tak perlu tahu karena kau pasti sudah tahu doaku untukmu tak akan pernah putus. Surat cinta ini spesial aku tulis untukmu, bidadari tanpa sayapku, ibu.

Ibuku yang paling cantik yang sudah melahirkan anak yang cantik-cantik, apa kabar? Ibu harus baik-baik ya pokoknya. Ibu jangan sakit. Aku di sini selalu mendoakan agar ibu selalu sehat, tidak pernah kesepian, dan bahagia selalu. Karena sangat menyakitkan rasanya ketika membayangkan ibu sedang kesepian di sana. :(

Ibu yang wajahnya selalu aku bayangkan sebelum tidur, aku menulis ini spesial untukmu yang paling spesial. Tapi aku bingung, ini aku sebut apa. Apakah surat cinta? Surat kangen? Surat sayang?  Surat pengaduan? Atau apa? Entahlah. Aku bingung, bu.

Tapi jangan dipermasalahkan masalah nama surat ini, bu. Karena tanpa nama, kau sudah tau kalau aku selalu cinta, kangen, sayang, dan yang semacam itulah.

Gimana ya bu aku memulainya?

Sudah sekitar dua minggu lebih kita tidak berjumpa. Aku sudah rindu, ibu. Aku masih terbayang saat-saat di rumah bersamamu. Aku merindukan suara dan cerita-cerita yang tak pernah bosan kau ceritakan kepada kami, anak-anakmu yang sangat beruntung memiliki sesosok orang tua perempuan sepertimu.

Kata terimakasih tidak akan cukup untuk menggambarkan rasa terimakasih yang ada pada diriku untukmu, ibu cantik. Dari aku lahir sampai sekarang, remaja renta, yang kadang masih tak tahu diri, suka semaunya sendiri, dan banyak lagi yang sering membuatmu marah-marah kesel-kesel kecil. Tapi aku tahu itu semua karena rasa sayangmu pada kami.

Aku merasa sangat bersyukur dilahirkan oleh seorang ibu yang tak kenal lelah melakukan apapun untuk anak-anaknya. Terimakasih sudah menjadi ibu yang peduli akan pendidikan anak-anaknya. Terimakasih untuk terus memberikan doa dan semangat dan mengingatkan untuk anak-anaknya menuntut ilmu dan rajin kuliah. Aku masih sangat mengingat apa kata-kata ibu tentang ilmu, yang selalu ibu sampaikan dengan tak pernah bosannya,

“Mungkin Ibu tidak bisa mewariskan harta untuk kalian kelak, ibu hanya bisa mewariskan ilmu kepada kalian dengan menyekolahkan kalian setinggi-tingginya yang ibu mampu.”

Aaaahh, aku senyum-senyum sendiri lagi menuliskan kata-kata ini. Tak terasa pipiku mulai basah. Apakah sedang hujan? Ternyata tidak, aku sedang berada di dalam kamar dan tak mungkin aku kehujanan. Ternyata mataku sedang bocor, Bu. Aaaaaaaakkkkkk :'''))))))

Aku sangat menyukai kata-kata itu, dan aku sudah menyiapkan diri untuk mengatakan hal yang sama kepada anak-anakku kelak, Bu. :''''))))))))

Aku tahu, Ibu pasti sedih ketika harus merelakan kami untuk pergi jauh membiarkan jarak menertawakan kita. Tapi ibu selalu kuat karena ibu tahu ini yang terbaik untuk kami. Suatu hari nanti, aku yakin kita akan lebih sering menertawakan jarak bersama, bukan jarak yang menertawakan kita lagi, Bu :'''''))))))

Hal lain yang membuatku lebih mengingat dan semakin merindukanmu adalah ketika rasa iri muncul pada diriku. Aku iri, bu. Aku sering sekali merasa iri. Iri dengan teman-temanku. Dan keirian itu membuatku sedih. Aku iri ketika teman-teman membawa bekal ke kampus. Dan ibunya yang memasakkan. Aku sangat merindukan hal itu, ketika ibu menyiapkan bekalku untuk sekolah, tapi sekarang tidak lagi. Ntah mengapa aku merasa kalau jarak itu sangat kejam, bu. Aku ingin sekali rasanya setiap hari membawa bekal ke kampus yang disiapkan oleh ibu, aku sedih tiap memikirkannya.

Maafkan anakmu yang masih belum bisa masak sendiri, belum bisa menyiapkan segala yang bisa dimakan sendiri. Maafkan anakmu yang masih jarang sarapan, bu. Ibu selalu menyuruhku untuk makan tepat waktu, tiga kali sehari, makan nasi, tapi entah mengapa hal itu hal yang paling sulit aku lakukan dari sekian banyak pesan ibu yang lain. Sekarang aku tersenyum lagi, karena aku merasa ini lucu. Hahahaha. Aaaaahh ibu beruntungnya akuuuu ><

Terimakasih lagi untukmu, Ibu yang sangat sulit untuk tidak dirindukan. Meskipun kata terimakasih tidak dapat menggambarkan segala yang dirasa. Terimakasih sudah menurunkan sifat cantik kepada anak-anakmu yang lucu-lucu ini ><

Maaf, Bu aku hanya bercanda.

Sekali lagi selamat ulang tahun Ibuuu semoga kita bisa bertemu secepatnya lagi. Aku rindu baumu, suaramu, dicium pipi dan dipeluk ><

Dengan penuh cinta, kasih sayang, dan kerinduan
Dari putri ke-3mu,


DIAN TRI DIATY

0 komentar:

Posting Komentar

 
Chamber of Secret Blogger Template by Ipietoon Blogger Template