Kamis, 25 Juni 2015

Semoga Bunda di Sayang Allah




Bunda,


Saat kami bayi, engkau orang terakhir tidur setelah dunia lelap,
Bahkan boleh jadi tidak tidur, agar kami nyenyak.
Dan engkau pula yang pertama kali lihat saat terjaga.

Bunda,

Saat kami kanak-kanak, engkau orang terakhir yang putus rasa sabarnya,
Bahkan boleh jadi tidak pernah, walau orang-orang lain telah jengkel setengah mati.
Dan engkau pula yang pertama membesarkan hati.

Bunda,

Saat kami gagal, engkau orang terkahir yang berputus asa.
Bahkan boleh jadi tidak pernah, meski seluruh dunia sudah berhenti berharap.
Dan engkau pula yang pertama menghibur.

Bunda,

Saat kami sakit, engkau orang terakhir yang menemani,
Bahkan boleh jadi tidak pernah pergi, meski sekitar telah kembali sibuk.
Dan engkau pula yang pertama berbisik kabar kesembuhan.

Bunda,

Saat kami ragu-ragu, engkau orang terakhir yang hilang keyakinan.
Bahkan boleh jadi tidak pernah pergi, meski sekitar telah menyerah.
Dan engkau pula yang pertama berbisik tentang janji-janji.

Walaupun,

Saat kami bahagia, boleh jadi engkau orang terakhir yang tahu.
Bahkan boleh jadi benar-benar amat terlambat, karena alas an sibuk atau apalah.

Bunda,

Di antara bisik doa-doamu, sungguh terselip beribu nama kami.
Dan boleh jadi itulah yang membawa kami hingga seperti hari ini.
Engkau orang terakhir yang akan berhenti mendoakan kami.
Bahkan boleh jadi, tidak pernah berhenti, hingga akhir hayat.

Dan sungguh,
Engkau pula orang pertama yang mengucapkan kata Aamiin bagi kami.

2 komentar:

 
Chamber of Secret Blogger Template by Ipietoon Blogger Template